SELAMAT DATANG DI LAMAN PASKIBRA VIYADA PRAYOTTAMA SMA N 1 KARANGGEDE/span>

Keyakinan, Komitmen dan Etos Kerja

Suatu saat saya menanyakan pada seorang teman yang begitu bersemangat dengan apa yang dia kerjakan. Mengapa dia begitu bersemangat untuk melakukan pekerjaan tersebut. Di luar dugaan, dia malah bingung untuk menjawabnya. Ya…akhirnya dia menjawab sekenanya. Ah….saya cuma senang saja melakukannya. Saya mencoba merenungkan, mengapa pertanyaan ini tidak saya tanyakan pada diri sendiri saja?
Sebuah pertanyaan sederhana tetapi jika mau merenungkan, sepertinya banyak yang harus kita benahi pada diri kita. Marilah kita perhatikan pada diri kita. Suatu ketika kita begitu bersemangat untuk melakukan suatu pekerjaan. Tapi pada kesempatan lain kita begitu enggan untuk melakukan pekerjaan yang lain. Pasti ada alasan untuk itu. Ketika kita mempunyai alasan yang kuat untuk melakukan sesuatu, tentunya akan semakin bergairah ketika kita melakukan pekerjaan tersebut.
Ketika kita melakukan suatu pekerjaan, satu hal yang perlu kita pahami adalah bahwa kita harus memiliki keyakinan pada diri kita bahwa apa yang kita kerjakan adalah sesuatu yang benar dan harus kita kerjakan. Dan keharusan itu timbul dari dalam diri kita. Bukan karena orang lain atau atasan kita. Karena keharusan yang timbul bukan dari dalam diri, adalah sebuah keterpaksaan.  Keterpaksaan hanya akan mengakibatkan rasa tertekan, frustasi dan akibat terburuk adalah bahwa apa yang kita kerjakan tidak akan menghasilkan sesuatu yang tidak bermakna apa-apa. Meskipun mungkin hasil pekerjaan itu memuaskan orang lain, tetapi bagi kita tidak ada artinya sama sekali. Bagi sebuah fatamorgana, tampak segar dari kejauhan, tetapi gersang ketika mendekatinya.
Ketika kita telah memiliki keyakinan yang kuat akan apa yang kita lakukan, hal ini akan mendongkrak komitmen kita pada apa yang kita lakukan. Komitmen tersebut adalah bahwa kita akan berupaya dengan sepenuh hati untuk memberikan yang terbaik atas apa yang kita lakukan. Misalkan kita sebagai guru, ketika kita yakin bahwa menjadi guru adalah sebuah pilihan dan panggilan jiwa, maka kita akan memiliki komitmen yang kuat pada anak didik kita. Kita akan selalu berupaya bagaimana agar anak didik kita dapat mencapai tujuan belajarnya dengan semaksimal mungkin. Dengan demikian kita akan  selalu bergairah untuk selalu mencari jalan dengan berbagai metoda agar anak didik kita berhasil dalam belajarnya.  Demikian halnya dengan pekerjaan-pekerjaan yang lain.
Akhirnya tampak benang merah,antara keyakinan komitmen dan etos kerja. Bahwa keyakinan akan apa yang kita kerjakan adalah sesuatu yang benar dan harus kita kerjakan akan membangkitkan komitmen pada diri kita sehingga kita akan bersemangat untuk melakukan pekerjaan tersebut. Komitmen tersebut adalah bagaimana kita mencurahkan seluruh kemampuan kita untuk menghasilkan yang terbaik dari apa yang kita kerjakan,
Ketika seseorang telah melakukan sesuatu atas dasar keyakinan yang benar, maka sesungguhnya orang tersebut telah memerdekakan dirinya sendiri dari rasa ketertindasan dan keterpaksaan.
Sumber : https://phizigma.wordpress.com/2011/06/14/pengalaman-pertamaku-ngeblog-di-wp/

Bekerja Cerdas dengan Filosofi Tukang Fotokopi

SUMBER :https://phizigma.wordpress.com/2012/12/17/bekerja-keras-dengan-filosofi-tukang-fotokopi/#more-133  
Ketika membaca judul di atas, saya yakin pasti Anda mengernyitkan dahi. Bukan bermaksud merendahkan martabat suatu profesi atau menggurui, tetapi sekedar berbagi agar  kita dapat belajar dari profesi tersebut. Sebenarnya tulisan ini terinspirasi dari nasehat seorang sahabat, pada suatu kegiatan sharing di kantor penulis.
Mari kita ingat ketika kita meminta tukang fotokopi untuk mengkopi berkas kita yang sedemikian banyak. Bukankah “ijab kobul” nya hanya minta dikopikan? Tetapi apa yang kita peroleh? Kita akan menerima hasil kopian kita tertata rapi, bahkan jika kita mengkopi rangkap banyak sekalipun, hasil kopian sudah terbendel sejumlah yang kita inginkan. Pernahkah pelayan fotokopi tadi meminta tambahan ongkos untuk menata sehingga sedemikian rapi sehingga kita yang dilayani menjadi puas? Bahkan dia tidak pernah mengeluh ketika kita minta lebih dari sekedar fotokopi (baca : mencetak).
Apa yang bisa kita ambil pelajaran darinya?
Ketika kita mendapatkan amanat/tugas, mungkin sebagian dari kita akan menerjemahkan bahwa apa yang tertulis di dalam surat tugas/perintah itu serta sederet prosedur yang kita terima, maka cukup itulah yang kita kerjakan. Karakter seperti inilah yang membuat seseorang tak ubahnya hanya sebuah robot, yang bekerja sesuai dengan program yang telah dibutkan programer untuknya.
Mengapa kita tidak melakukan suatu amanat dengan sentuhan “seni” yang justru akan memberikan hasil yang lebih memuaskan dan kita senang melakukannya. Dengan demikian kita akan melakukan pekerjaan kita dengan sentuhan “kreatif “ hasil olah pikir kita dalam menerjemahkan tugas amanat pekerjaan yang kita terima.
Kita sebagai guru, mislanya. Sering kita mendapatkan amanat tugas lain yang mungkin di luar kompetensi  kita sebagai seorang guru.Sehingga tidak sedikit orang yang menghindari tugas – tugas “sampingan” tersebut dengan alasan itu kan  bukan tugas kita lebih-lebih ah….itu tidak ada angka kreditnya (he..he…). Atau ketika kita mau menerima dengan sangat terpaksa. Lebih – lebih jika tugas ini hanya “malaikatan” (Istilah penulis untuk menyebutnya sebagai gratisan). Pasti banyak yang bergumam “ Hari gini…..gratisan?”.
Padahal, mungkin inilah justru lahan pahala yang sebenarnya. Kalau kita yakin bahwa penghargaan itu tidak harus berupa materi. Dari sinilah kita belajar dari tukang fotokopi. Apa yang dapat kita lakukan untuk tugas yang diamanatkan kepada kita ini?
Pertama :
Lihatlah dengan sudut pandang, bahwa ketika orang mempercayakan suatu pekerjaan kepada kita, berarti dia menaruh kepercayaan itu kepada kita. Dan kita pasti mampu melakukannya. Jika orang lain percaya kepada kita, mengapa kita tidak memiliki kepercayaan diri untuk menerimanya.
Kedua :
Lihatlah, apa output yang diinginkan dari tugas tersebut. Jika perlu konsultasikan lagi kepada pemberi kepercayaan tersebut. Hasil/Output apa yang diinginkan
Ketiga :
Carilah referensi sebanyak-banyaknya dari tugas yang dipercayakan kepada kita.
Keempat :
Susun rencana-rencana serta strategi untuk dapat menghasilkan output tersebut. Di sinilah“sentuhan kreatif “ kita dibutuhkan. Rencana dan strategi yang kreatif inilah yang akan memberi nilai tambah dari proses maupun output yang akan kita hasilkan. Bukankah ketika kita minta tukang fotokopi mengkopi, kita hanya minta hasil kopian, tidak pernah meminta untuk menata sedemikian rupa?
Kelima:
Lakukan rencana tersebut sebagai suatu hal yang menyenangkan, dengan selalu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaannya untuk selalu meningkatkan mutu kerja kreatif kita.
Keenam :
Mintalah respon balik serta penilaian atas pekerjaan yang telah kita lakukan sebagai keterbukaan kita pada orang di sekitar kita serta pemberi kepercayaan. Jangan menutup diri dari kritik dan saran orang lain. Bukankah kritik inilah yang membuat kita semakin cerdas dan kaya?
Dengan demikian, apapun tugas atau kepercayaan yang diberikan orang kepada kita, kita akan selalu melakukannya dengan penuh tanggung jawab dan senang hati untuk melakukannya. Dengan demikian kita akan tetap nyaman dan senang dengan tugas-tugas kita, meskipun itu tugas atau pekerjaan yang belum pernah kita lakukan sebelumnya. Salam.

SEMANGAT BELA NEGARA


Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu Negara tentang patriotism seseorang, suatu kelompok atu seluruh komponen dari suatu Negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi Negara tersebut.

                              Secara fisik, hal in dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan Negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan Negara, bai melalui pendidikan, moral, social maupun peringkatan kesejahteraan yang menyusun bangsa tersebut.

Ø     Pengertian Bela Negara di Indonesia
Bela Negara adalah sikapdan perilaku warga Negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan Negara yang seutuhnya.

Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan Negara dan syarat-syarat tentang pebelaan diatur dengan undang-undang.

Kesadaran bela egara itu hakikatnya kesediaan berbakti pad Negara dan kesedian berkorban membela Negara. Spectrum bela Negara itu sangat luas, dan yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesam awarg anegara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup didalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara.

Ø     Unsur Dasar Bela Negara
1.       Cinta Tanah Air
2.       Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
3.       Yakin akan Pancasila sebagai ideology Negara
4.       Rela berkorban untuk bangsa dan Negara
5.       Memiliki kemampuan awal bela negara

Ø     Contoh-Contoh Bela Negara
1.       Melestarikan budaya
2.       Belajar dengan rajin bagi para pelajar
3.       Taat akan hukum dan aturan-aturan Negara
4.       Dll

Ø     Dasar Hukum

              Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang wajib bela Negara :
i.                     Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.
ii.                    Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
iii.                  Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
iv.                  Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
v.                    Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
vi.                  Amandemen UUD’45 Pasal 30 Ayat 1-5 dan pasal 27  Ayat 3.
vii.                 Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

viii.               Undang-Undang No.56 Tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih.

MENGENAL 4 PILAR BANGSA INDONESIA

Setelah ada amanat UU No.27 Th 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD Pasal 15 Ayat 1 huruf e, yakni mengkoordinasikan anggota MPR untuk memasyarakatkan Undang- Undang Dasar. Serta merta berbagai wacana baik dari unsur pemerintahan maupun organisasi polotik dan kemasyarakatan, mulai mengungkap bahwa dalam kehiupan berbangsa dan bernegara terdapat kesepakatan yang disebut sebagai empat pilar kehidupan berbangda dan bernegara. Empat pilar ini adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

Pilar adalah tiangpenyangga suatu bangunan agar bisa berdiri secara kokoh. Bila tiang ini rapuh, maka bangunan akan mudah roboh.

                Empat tiang penyangga ditengah ini disebut soko guru yang kualitasnya terjamin sehingga pilar ini akan memberikan rasa aman, tentram, dan member kenikmatan.

1.       Pancasila
Diterimanya pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggaraan Negara Indonesia.

Pancasila berisi lima sila yang pada hakekatnya berisi lima. Nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila adalah ketuhanan yang maha esa, nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai persatuan Indonesia, nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan dan nilai keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwa, nilai dasar pancasila adalan nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan.

2.       UUD ‘45

Dalam UUD ’45 disana tertuang tujuan Negara yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini merupakan tujuan Negara.

Rumusan “memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa” hal ini merupakan tujuan Negara hukum material yang secara keseluruhan sebagai tujuan khusus atau nasional.

Adapun tujuan umum atau internation adalah “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian anbadi, dan keadilan social”.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan aturan aturan yang kemudian diatur dalam pasal-pasal, maka kehidupan berbangsa dan bernegara semestinya mentaati aturan yang sudah diundang-undangkan.

3.       NKRI
              Kita tentunya sudah tahu bahwa syarat berdirinya sebuah Negara ada empat, yaitu memiliki wilayah, memiliki penduduk, memiliki pemerintahan dan adanya pengakuan dari Negara lain. Dan karena memenuhi empat syarat itulah kemudian Negara Indonesia lahir dengan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

              NKRI lahir dengan pengorbanan jutaan jiwa dan raga para pejuang bangsa yang bertekad mempertahankan keutuhan bangsa. Sebab itu, NKRI adalah prinsip pokok, hukum dan harga mati.

              NKRI hanya dapat dipertahanan apabila pemerintahan adil, tegas, dan berwibawa. Dengan pemerintah yang adil, tegas, dan berwibawalah masalah dan konflik di Indonesia dapat diselesaikan. “Demi NKRI, apapun akan kita lakukan. NKRI adalah hal pokok yang harus kita pertahankan”.

4.       Bhineka Tunggal Ika
              Suatu hari Megawati Soekarnoputri pernah mengemukakan. Pancasila bukan hanya filsafah bangsa, tetapi juga bintang yang mengayomi kehidupan seluruh rakyat. Dan Bhineka Tunggal Ika adalah perekat semua rakyat dan semua kepulauan yang ada di Indonesia.
             
Bhineka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno dan sering kali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-bea tapi tetap satu jua”.
             

Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuno yaitu kakawin Sutasoma, Karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 yang mengajakan tpleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha.

MEMUPUK JIWA PATRIOTISME & NASIONALISME


Patriotisme adalah sikap yang berani , pantang menyerah , dan rela berkorban demi bangsa dan negara. Patriotisme berasal dari kata “patriot” dan “isme” yang artinya sifat kepahlawanan atau jiea pahlawan, atau “heroism” dan “patriotism” dalam bahasa inggris pengorbanan ini dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga.

Patriotisme juga merupakan suatu kebajikan yang  benar benar fitri ( fitrah manusia ) dan mempunyai tempat di dalam kehidupan moral manusia . perasaan taat setia merupakan senjata mental yang cukup kuat untuk mempertahankan negara.

Semangat cinta akan negara, rela berkorban demi bangsa semakin pudar karena kealpaan kita yang disebabkan kemewahan hidup dan pengaruh budaya dari luar . oleh karena itu , rakyat perlu bertanggung jawab untuk memastiikan dan mempertahankan kemerdekaan negara terus menerus terpelihara dan   kekal untuk selama lamanya.

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan Kedaulatan sebuah negara. Dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.

Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirannya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan beranjak dari situ. Saat iyu , naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri dari sinilah cikal bakal tumbuhan ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah.

Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang  berlandaskan nasionalisme secata etnik serta keagamaan. Para ilmuwan politik biasanya menumukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme,pengasingan dan sebagainya.

Nasionalisme dapan menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan ( bukan negara ) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis , budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan sebagian atau semua elemen tersebut.

Beberapa bentuk dari nasionalisme  
·         Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya,”kehendak rakyat”,”perwakilan politik”.
·         Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.
·         Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik,nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik secara semula jadi (“organik”) hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik;kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik.
·         Nasionalisme budaya adalah sejenis nasoinalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama bukannya “sifat keturunan” seperti warna kulit, ras dan sebagainya .
·         Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah “national state” suatu argumen yang ulun, seolah olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri.
·         Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan.

Beberapa sifat para pahlawandalam menumbuhkan, mempertahankan, dan meningkatkan semangat nasionalisme dan patriotisme dalam jiwa ,mereka,
Antara lain :

1.       Pengorbanan
Keistimewaan terbesar para pahlawan pada hal ini pengorbanan. Tentu kita ingat betapa banyaknya pertempuran yang telah terjadi dan memakan koorban jiwa yang besar demi kemerdekaan bansa dan negara kita ini. Seorang pahlawan dapat mengesampingkan ego, kepentingan pribadinya sendiri demi kepentingan banyak orang dibawah naungan garuda. Hal ini tentu patut kita teladani dalam kehidupan kita sehari-hari dalam mengisi kemerdekaan negeri ini.

2.       Kejujuran
Suatu bentuk kepahlawanan yang lain adalah kejujuran, yang banyak dianggap sepele namun memiliki arti yang sungguh besar bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pahlawan adalah manusia yang jujur, jujur pada dirinya sendiri dan jujur pada khlayak umum. Jujur pada diri sendiri dalam arti bahwa ia akan membela bangsanya dengan cara apapun sesuai dengan kemampuannya. Generasi muda seharusnyalah memiliki aspek ini, suatu aspek yang dibutuhkan setiap umat manusia.

3.       Peduli lingkungan
Lingkungan berpengaruh besar terhadap kepribadian seseorang , tak terkecuali bagi para pahlawan. Secara sosial, pahlawan adalah orang yang berwawasan luas dan global, bertindak secara nyata dalam memperbaiki lingkungannya serta selalu ingin memberi yag terbaik bagi masyarakat sekitarnya.

Hal ini patut dimiliki generasi muda karena dengan kepedulian tentu lingkungan disekitar kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebagai mahasiswa, mungkin kita dapat memulainya dari hal hal kecil seperti peduli pada lingkungan disekitar kampus  atau universitas kita tercinta ini. Dengan begitu semangat patriotisme dan Nasionalisme akam tumbuh membawa benih-benih cinta tanah air.

Semangat patriotisme dan nasionalisme tentu tidak dapat ditumbuhkan sekejap mata. namun kita bisa mengupayakannya dengan mengenang dan meneladani jasa para pahlawan kita, dengan begitulah kita dapat menjadi generasi yang dapat meneruskan cita-cita para pahlawan untuk negeri ini.

hal lain yang bisa menumbuhkan jiwa nasionalisme antara lain :
ü  melestarikan kebudayaan indonesia, tentunya kita pun harus bangga dan cinta terhadapnya.
ü  Mencintai dan bangga akan produk-produk dalam negeri.
ü  Ikut serta  dalam pengembangan dan pembanguan negeri
ü  Mengesampingkan sikap pluralisme

ü  Dan lain sebagainya

SEKILAS TENTANG KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukannya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengerajin, atau praktisi. dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan pengajaran/ instruksi.


Kebanyakan orang beranggapan bahwa pemimpin yang efektif mempunyai sifat tertentu misalnya, kharisma, pandangan kedepan, daya persuasi, dan itensitas. Dan apabila kita berpikir tentang pemmpin yang heroik seperti napoleon, washington , lincoln, churcill, sukarno, jendral sudirman dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah dimanfaatkan mencapai tujuan yang mereka inginkan.

MAKNA PARTISIPASI DALAM SEBUAH ORGANISASI



Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu dapat berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus mereka lakukan.
Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan atauperasaan seseorang didalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.
Ketertiban aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat dapat diartikan sebagai keterlibatan mental,pikirandan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

Unsur-Unsur
Menurut keith davis ada tiga unsur penting partisipasi
1.       Unsur pertama,bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan , lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.
2.       Unsur kedua adalah kesedian memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok . ini berarti,bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan membantu kelompok.
3.       Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belogingness”

Jenis – jenis
Keith davis jga mengemukakkan jenis-jenis partisipasi :
1.       Pikiran ( psyhchological participation)
2.       Tenaga ( physical participation )
3.       Pikiran dan tenaga
4.       Keahlian
5.       Barang
6.       Uang

 Syarat-syarat
Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan secara efektif membutuhkan persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu :

·         Waktu. Untuk dapat berpartisipasi dibutuhkan waktu . waktu yang dimaksudkan di sii adalah untuk memahami pesan yang di sampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta.

·         Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan” yang akan menimbulkan efek nrgatif.

·         Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatu yang menjadi perhatiannya.

·         Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi,dalam arti kata yang bersangkutan  memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan komunikator, dan kalaupun belum ada, maka unsur- unsur itu ditumbuhkan oleh komunikator.  

·         Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.

·         Para pihak yang bersangkuta bebas di dalam melaksanakan peran serta tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

·         Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan kepada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak yang bersangkutan.hal ini didasarkan kepada prinsip bahwa partisipasi bersifat persuasif


Partisipasi dalam organisasi menekankan pada pembagian wewenang atau tugas-tugas dalam melaksanakan kegiatannya dengan maksud menigkatkan efektif tugas yang diberikan secara terstruktur dan lebih jelas

PEMILIHAN KETUA PASKIBRA VIYADA PRAYOTTAMA SMA N 1 KARANGGEDE 2015/2016

contoh amanat pembina upacara dengan tema "ANTI NARKOBA"

AMANAT PEMBINA UPACARA
UPACARA PENGIBARAN BENDERA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang terhormat Bpk Kepala sekolah
Yang terhormat Bpk/Ibu guru dan karyawan
Serta Siswa/siswi peserta upacara  yang saya cintai dan saya banggakan

Pertama tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadrat Allah SWT, atas limpahan nikmat khususnya nikmat sehat dan sempat
Peserta upacara yang berbahagia. Dalam beberapa bulan terakhir ini Indonesia menjadi perhatian dunia. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah mengenai hukuman mati terhadap bandar narkoba. Pemerintah tetap melaksanakan hukuman mati terhadap para bandar narkoba meskipun mendapat protes dari negara-negara lain . Mengapa pemerintah begitu tegas terhadap upaya pemberantasan peredaran narkoba ?
Hal ini tidak terlepas dari dampak yang luar biasa yang ditimbulkan oleh narkoba. Menurut Presiden Jokowi, 18.000  orang meninggal dunia setiap tahun. Bayangkan saja berapa calon pemimpin bangsa ini yang meninggal dunia karena narkoba.
Oleh karena itu, Sebagai generasi muda penerus bangsa, sebagai generasi terpelajar, kita harus berusaha untuk menjahui narkoba. Banyak dampak buruk yang diakibatkan narkoba, antara lain : dapat menyebabkan ketergantungan, kerusakan sistem syaraf, perubahan perilaku bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu katakan say no to drug, say no to narkoba.
Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.



Boyolali, 18 Maret 2015
Kepala SMA N 1 Karanggede




Najamuddin, S.Pd.
NIP 196812221995011001

Pembina Upacara




Wartono, S.Pd.
NIP 197007112005011009

Contoh Tata Upacara Bendera (formulir B) TUB-BB

FORMULIR B
TATA UPACARA BENDERA

No
WAKTU
ACARA
URAIAN PEMBAWA ACARA
KEGIATAN
KET
1




Ditentukan
-          Persiapan
UPACARA………….
AKAN SEGERA
DIMULAI…………...

1.  Setiap Pemimpin
     Barisan
Menyiapkan
     Barisannya.

2.  Pemimpin Upacara
     Memasuki Lapangan
     Upacara.

3.  Penghormatan
     Peserta Upacara kepada Pemimpin Upacara.



4.  Laporan setiap
     pemimpin Barisan
     kepada pemimpin  upacara





Pemimpin barisan mengatur barisannya masing-masing.


Pinra menuju tempat yang telah ditentukan



Aba-aba penghormatan dipimpin










Pemimpin memimpin dari depan barisannya.

Barisan pada posisi siap.




Aba-aba ” Kepada Pemimpin Upacara hormat grak !”


Tata cara melapor “Lapor (menyebutkan nama kelas) siap Laporan selesai
2
Ditentukan
-          Pendahuluan

Pengatur Upacara menghadap Pembina upacara melapor bahwa upacara iap dimulai

3

-          Acara Pokok
5.  Pembina Upacara memasuki lapangan upacara

6. Penghormatan umum kepada Pembina Upacara.


7. Laporan Pemimpin Upacara.






8. Pengibaran Bendera Merah Putih.







9. Mengheningkan Cipta.



10. Pembacaan Teks UUD Negara Republik Indonesia 1945.






11. Pembacaan teks  Pancasila.




12. Amanat Pembina Upacara




13. Pembacaan do’a.





14. Laporan Pemimpin upacara.




15. Penghormatan kepada Pembina Upacara.


16. Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara
PinUp menyiapkan peserta upacara


PinRa bisa maju / tidak memberi aba-aba “Lapor.. Upacara Bendera Siap. Dimulai”.

Petugas Bendera maju dengan langkah tegap setelah terbentang memberi aba-aba “ Bendera Siap..!”



 PinRa memberi aba-aba “kepada Sang Merah Putih hormat…….grak !”





Aba-aba
Binra “ Mengheningkan Cipta…Mulai!”


Petugas maju dan membacakan Teks UUD 1945
setelah selesai kembali ketempat semula dengan langkah mundur.

 Ajudan memberikan teks dengan 1-3 langkah kedepan, kemudian kembali 1-3 langkah kebelakang


Ajudan memberikan Naskah dengan gerakan
sda.                   


Pembaca maju 1-3 langkah.




Gerakan seperti laporan awal, dengan aba-aba “Upacara telah dilaksanakan…. Laporan selesai !”


Gerakan PinRa sda. Penghormatan awal.



Pembina upacara meninggalkan tempat upacara di ikuti ajudan




Jawaban BinRa “ Lanjutkan …..!”


Petugas bendera maju bersamaan dengan dirigen untuk mengambil posisi.

Dirigen mengambil intro dan menyanyikan lagu kebangsaan.
Bila pakai musik hanya diintro saja.
Seluruh peserta memberi penghormatan dengan menoleh / menghadap bendera.
























Aba-aba PinRa ”untuk perhatian istirahat ditempat……grak..!”


Setelah selesai amanat, PinRa langsung menyiapkan kembali.

Jawaban BinRa
“Bubarkan”.





Yang tidak menghormat, Tura, Wara, Ajudan dan tamu undangan.





4
Ditentukan
-          Penutup










17.   Upacara selessai, barisan dapat dibubarkan
 Diluar lapangan Pengatur Upacara member laporan “ Upacara telah dilakanakan laporan selesai”




Pemimpin Upacara balik kanan.





Pemimpin upacara meninggalkan lapangan upacara.

Pemimpin barisan maju kedepan dan membubarkan barisannya.
 Pengatur Upacara maju untuk member laporan dengan diawali dan di akhiri dengan penghormatan. Jawaban Pembina upacara “Bubarkan….!!”


Pemimpin Barian paling kanan memberikan penghormatan kepada pemimpin upacara.





Boyolali, 18 Maret 2015
Pembina Upacara




Wartono, S.Pd.
NIP 197007112005011009
Pengatur Upacara




Jeremi Aji Nugroho
NIS 4014

           Mengetahui,
Kepala SMA N 1 Kranggede



Najamuddin, S.Pd.
NIP 196812221995011001













Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS